Alur Produksi Pabrik Pakan
Mata Kuliah : Teknologi Industri Pakan Dosen :
Dr. Ir. Yuli Retnani, MSc
DERY IRVAN
NURACHMAN
D14125014
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN
TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia,
semakin hari semakin meningkat. Konsumen mulai memperhatikan kualitas protein
hewani yang dikonsumsinya. Kualitas protein hewani sangat ditentukan oleh
nutrient pakan yang diberikan ke ternak. Fungsi pakan menjadi sangat penting
dalam memelihara kesehatan, daya tahan tubuh, dan pertumbuhan bagi ternak,
sehingga ternak tumbuh sesuai yang diinginkan
Pakan
adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya, diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak (Kamal, 1994; Mc Donald
et al., 2002). Pakan merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak,
sering dihitung 50% sampai 75% dari biaya total (Kellems dan Church, 2010).
Pakan sebagai central point dalam usaha peternakan dalam memaksimalkan potensi
genetik dari seekor ternak, menjadikan pakan sebagai faktor yang selalu
dikelola secara efektif dan efisien dalam menekan biaya total produksi untuk
memperoleh profit sebesar-besarnya.
Perusahaan
pabrik pakan ternak di Indonesia memiliki peran dalam industri peternakan.
Peluang bisnis yang terbuka di Indonesia menjadikan perusahaan pabrik pakan
ternak memiliki peluang yang cukup baik dalam pengembangannya. Ketersediaan
pakan menjadi persoalan besar bagi perusahaan pabrik pakan ternak, selain
kuantitas permintaan pasar dalam jumlah besar yang harus dipenuhi oleh pabrik,
masalah kualitas tidak dapat diabaikan.
Tujuan
Untuk
mengetahui alur produksi suatu pabrik pakan
METODOLOGI
Penelitian
dilakukan di PT. Mabar
Feed Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
industri pakan ternak ayam petelur dan daging. Produk lain yang dihasilkan oleh
PT. Mabar Feed Indonesia berupa pakan ternak udang dan hewan lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses
produksi pada sebuah pabrik pakan ternak meliputi Pre-mixing, Grinding,
mixing, processing, packing. Adanya proses pengolahan bahan baku
dalam industri pakan ternak ternyata menimbulkan dampak, baik menguntungkan
maupun merugikan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses tersebut dapat
dilihat dari segi biaya, operasional, dan bahan.
Proses
Produksi
Standar Mutu Produk Produk yang dihasilkan PT.
Mabar Feed Indonesia harus mengikuti syarat yang telah ditetapkan oleh
Departemen Pertanian yaitu Standar Ransum berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Dalam menghasilkan produk pakan ternak ayam
dengan mutu yang baik digunakan bahan-bahan yang mengandung zat-zat makanan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ternak yang mengkonsumsinya. Untuk
menghasilkan produk tersebut, dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong. Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan
berperan dalam
penentuan mutu
produk. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan
kualitas produk dan digunakan sebagai pelengkap pada produk akhir, biasanya
untuk pengemasan produk. Bahan penolong digunakan untuk mendukung proses
produksi agar proses produksi berjalan lancar, tetapi tidak tampak pada produk
akhir.
Uraian Proses
Urutan
proses pembuatan pakan ayam yang terjadi PT. Mabar Feed Indonesia adalah
pengeringan (drying), penggilingan (milling),pencampuran (mixing), pembutiran (pelleting),
pendinginan (coolng), penghancuran (crumbling), pengayakan (screening) danpengemasan
(packing).
Pengeringan ( Drying)
Dari
semua jenis bahan baku yang ada, yang mengalami proses pengeringan hanya
jagung. Bahan baku lain tidak mengalami proses pengeringan karena dipasok
dengan kadar air yang telah sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam keadaan
normal, umumnya jagung memiliki kadar air 17-20 %. Pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air jagung ≤ 16%. Jagung berkadar air ≥ 16% tidak tahan lama
disimpan karena terjadi proses penjamuran. Untuk jagung memiliki proses yang
lain dari jika dibandingkan dengan bahan baku yang lain sebelum masuk ke dalam
penampungan sementara pada proses produksi di lantai produksi. Sebelum
dikeringkan, terlebih dahulu jagung ditimbang di bagian penerimaan (receiving),
untuk mengetahui berapa jumlah bahan baku jagung yang masuk dan petugas
pengawas mutu (quality control) mengambil
sampel
yang akan diperiksa kadar airnya di laboratorium. Selanjutnya jagung diayak di
mesin pengayak jagung basah untuk memisahkan biji jagung dengan sampah-sampah,
seperti tungkul jagung, batu, pasir, tali plastik dan lainnya. Kemudian
diteruskan ke penampungan jagung basah (sementara dengan conveyor dan elevator
untuk selanjutnya dikeringkan.
Penggilingan (Milling)
Proses
penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu jagung,
bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi tepung halus.
Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya dipasang magnet
untukmemisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang dapat mengakibatkan
rusaknya mesin giling. Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan
sementara di dalam Bin (chamber) dengan conveyor dan elevator untuk proses
selanjutnya
Pencampuran (Mixing)
Pencampuran
bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan tambahan dengan komposisi
tertentu untuk menjadi pakan.Pencampuran dilakukan berdasarkan formula atau
ramuan pakan ternak yang akan diproduksi. Sebelum dicampur semua bahan
ditimbang dengan timbangan otomatis yang terdapat diatas mesin pencampur dan
kemudian dicurahkan ke dalam mesin pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk
dengan CPO (Crude Palm Oil), obat-obatan, vitamin dan mineral.
Pembutiran (Pelleting)
Pembutiran
bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk pellet, hasil
pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap panas bersuhu 980 yang
dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan tersebut menajadi bubur
panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan menuju hygieneseryang suhunya 920 dan
bertujuan untuk menghigieniskan pakan, kemudian dialirkan menuju cetakan
berbentuk lingkaran dengan saringan berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat
di ujung mesin pellet dan ditekan/dipress keluar melalui saringan tersebut.
Hasil pengepresan adalah pakan berbentuk bulat memanjang dengan diameter yang
sesuai dengan diameter saringan pellet. Selanjutnya, pakan dipotong sesuai
ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini
berbentuk butiran-butiran yang disebut pellet. Pellet kemudian dialirkan
melalui pipa ke mesin pendinginan (cooler).
Pendinginan (cooler)
Pendinginan
bertujuan untuk mendinginkan pelletdan mengurangi kelembaban pada pellet akibat
dipanaskan dengan uap panas di chamber pellet. Karena pellet yang masih panas
dan mengandung kadar air tinggi akan mudah terserang jamur sehingga produk
tidak tahan lama.Pelletdidinginkan di mesin pendingin (cooler) dengan bantuan
dua blower, blower pertama
mengalirkan udara dingin ke pellet, sedangkan blower kedua menghisap dan
mengalirkan udara panas ke udara bebas.
Penghancuran (Crumbling)
Proses
ini khusus digunakan untuk produk crumble. Penghancuran bertujuan untuk
menghancurkan pelletmenjadi butiran-butiran yang lebih kecil dan halus yang
disebut crumble. Selanjutnya crumble dibawa ke mesin pengayak dengan elevator.
Pengayakan (Screening)
Proses
pengayakan untuk memisahkan crumble yang sesuai dengan ukuran dengan yang
melebihi ukuran. Ukuran saringan yang digunakan pada mesin pengayak adalah 4 dan
6 mesh. Pakan yang sesuai ukurannya langsung dicurahkan ke penampungan untuk
dikemas, sedangkan yang melebihi ukuran dibawa kembali ke chamber pelletuntuk
diproses ulang
Pengemasan (Packing)
Produk
jadi, baik berupa tepung maupun butiran (pellet), dicurahkan dari tempat
penampungan (bin) masing-masing ke dalam karung plastik sambil ditimbang di
timbangan manual dengan berat 50kg tiap karung. Kemasan produk jadi kemudian
dijahit dengan mesin jahit secara otomatis dan diangkut ke gudang produk jadi dengan
forklift