Kamis, 18 Juli 2013

Alur Produksi Pabrik Pakan


Alur Produksi Pabrik Pakan





Mata Kuliah         : Teknologi Industri Pakan      Dosen  : Dr. Ir. Yuli Retnani, MSc






DERY IRVAN NURACHMAN
D14125014
















DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013







PENDAHULUAN

Latar belakang

Konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, semakin hari semakin meningkat. Konsumen mulai memperhatikan kualitas protein hewani yang dikonsumsinya. Kualitas protein hewani sangat ditentukan oleh nutrient pakan yang diberikan ke ternak. Fungsi pakan menjadi sangat penting dalam memelihara kesehatan, daya tahan tubuh, dan pertumbuhan bagi ternak, sehingga ternak tumbuh sesuai yang diinginkan
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak (Kamal, 1994; Mc Donald et al., 2002). Pakan merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak, sering dihitung 50% sampai 75% dari biaya total (Kellems dan Church, 2010). Pakan sebagai central point dalam usaha peternakan dalam memaksimalkan potensi genetik dari seekor ternak, menjadikan pakan sebagai faktor yang selalu dikelola secara efektif dan efisien dalam menekan biaya total produksi untuk memperoleh profit sebesar-besarnya.
Perusahaan pabrik pakan ternak di Indonesia memiliki peran dalam industri peternakan. Peluang bisnis yang terbuka di Indonesia menjadikan perusahaan pabrik pakan ternak memiliki peluang yang cukup baik dalam pengembangannya. Ketersediaan pakan menjadi persoalan besar bagi perusahaan pabrik pakan ternak, selain kuantitas permintaan pasar dalam jumlah besar yang harus dipenuhi oleh pabrik, masalah kualitas tidak dapat diabaikan.












Tujuan

Untuk mengetahui alur produksi suatu pabrik pakan

METODOLOGI

Penelitian dilakukan di PT. Mabar Feed Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pakan ternak ayam petelur dan daging. Produk lain yang dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia berupa pakan ternak udang dan hewan lainnya.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses produksi pada sebuah pabrik pakan ternak meliputi Pre-mixing, Grinding, mixing, processing, packing. Adanya proses pengolahan bahan baku dalam industri pakan ternak ternyata menimbulkan dampak, baik menguntungkan maupun merugikan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses tersebut dapat dilihat dari segi biaya, operasional, dan bahan. 

Proses Produksi

Standar Mutu Produk Produk yang dihasilkan PT. Mabar Feed Indonesia harus mengikuti syarat yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian yaitu Standar Ransum berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Dalam menghasilkan produk pakan ternak ayam dengan mutu yang baik digunakan bahan-bahan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ternak yang mengkonsumsinya. Untuk menghasilkan produk tersebut, dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan berperan dalam

penentuan mutu produk. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan kualitas produk dan digunakan sebagai pelengkap pada produk akhir, biasanya untuk pengemasan produk. Bahan penolong digunakan untuk mendukung proses produksi agar proses produksi berjalan lancar, tetapi tidak tampak pada produk akhir.


Uraian Proses

Urutan proses pembuatan pakan ayam yang terjadi PT. Mabar Feed Indonesia adalah pengeringan (drying), penggilingan (milling),pencampuran (mixing), pembutiran (pelleting), pendinginan (coolng), penghancuran (crumbling), pengayakan (screening) danpengemasan (packing).

untitled.JPG



















Pengeringan ( Drying)

Dari semua jenis bahan baku yang ada, yang mengalami proses pengeringan hanya jagung. Bahan baku lain tidak mengalami proses pengeringan karena dipasok dengan kadar air yang telah sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam keadaan normal, umumnya jagung memiliki kadar air 17-20 %. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air jagung ≤ 16%. Jagung berkadar air ≥ 16% tidak tahan lama disimpan karena terjadi proses penjamuran. Untuk jagung memiliki proses yang lain dari jika dibandingkan dengan bahan baku yang lain sebelum masuk ke dalam penampungan sementara pada proses produksi di lantai produksi. Sebelum dikeringkan, terlebih dahulu jagung ditimbang di bagian penerimaan (receiving), untuk mengetahui berapa jumlah bahan baku jagung yang masuk dan petugas pengawas mutu (quality control) mengambil

sampel yang akan diperiksa kadar airnya di laboratorium. Selanjutnya jagung diayak di mesin pengayak jagung basah untuk memisahkan biji jagung dengan sampah-sampah, seperti tungkul jagung, batu, pasir, tali plastik dan lainnya. Kemudian diteruskan ke penampungan jagung basah (sementara dengan conveyor dan elevator untuk selanjutnya dikeringkan.

Penggilingan (Milling)

Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi tepung halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya dipasang magnet untukmemisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling. Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan sementara di dalam Bin (chamber) dengan conveyor dan elevator untuk proses selanjutnya

Pencampuran (Mixing)


Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan.Pencampuran dilakukan berdasarkan formula atau ramuan pakan ternak yang akan diproduksi. Sebelum dicampur semua bahan ditimbang dengan timbangan otomatis yang terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan ke dalam mesin pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan CPO (Crude Palm Oil), obat-obatan, vitamin dan mineral.

Pembutiran (Pelleting)

Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk pellet, hasil pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap panas bersuhu 980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan tersebut menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan menuju hygieneseryang suhunya 920 dan bertujuan untuk menghigieniskan pakan, kemudian dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan saringan berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan ditekan/dipress keluar melalui saringan tersebut. Hasil pengepresan adalah pakan berbentuk bulat memanjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter saringan pellet. Selanjutnya, pakan dipotong sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini berbentuk butiran-butiran yang disebut pellet. Pellet kemudian dialirkan melalui pipa ke mesin pendinginan (cooler).

Pendinginan (cooler)

Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan pelletdan mengurangi kelembaban pada pellet akibat dipanaskan dengan uap panas di chamber pellet. Karena pellet yang masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan mudah terserang jamur sehingga produk tidak tahan lama.Pelletdidinginkan di mesin pendingin (cooler) dengan bantuan
dua blower, blower pertama mengalirkan udara dingin ke pellet, sedangkan blower kedua menghisap dan mengalirkan udara panas ke udara bebas.





Penghancuran (Crumbling)

Proses ini khusus digunakan untuk produk crumble. Penghancuran bertujuan untuk menghancurkan pelletmenjadi butiran-butiran yang lebih kecil dan halus yang disebut crumble. Selanjutnya crumble dibawa ke mesin pengayak dengan elevator.


Pengayakan (Screening)

Proses pengayakan untuk memisahkan crumble yang sesuai dengan ukuran dengan yang melebihi ukuran. Ukuran saringan yang digunakan pada mesin pengayak adalah 4 dan 6 mesh. Pakan yang sesuai ukurannya langsung dicurahkan ke penampungan untuk dikemas, sedangkan yang melebihi ukuran dibawa kembali ke chamber pelletuntuk diproses ulang

Pengemasan (Packing)

Produk jadi, baik berupa tepung maupun butiran (pellet), dicurahkan dari tempat penampungan (bin) masing-masing ke dalam karung plastik sambil ditimbang di timbangan manual dengan berat 50kg tiap karung. Kemasan produk jadi kemudian dijahit dengan mesin jahit secara otomatis dan diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift